|

Pesantren
adalah lembaga pendidikan paling tua di Indonesia dan merupakan system pendidikan asli produk
Indonesia (Yang diciptakan oleh para wali songo). Pondok pesantren telah
menghasilkan ribuaan bahkan jutaan alumni yang terus berjuang baik pada masa penjajahan sampai
masa reformasi. Dengan adanya system pendidikan nasional yang baru pondok
pesantren seharusnya termasuk lembaga pendidikan yang diakui Negara dan wajib mendapat bantuan
dari Negara. Namun kenyataannya eksistensi pesantren sekarang dipertanyakan,
dan pesantren tetap dianggap sebagai
system pendidikan anak tiri pemerintah.
Meskipun
secara pisik pondok pesantren semakin banyak, namun apakah penghuninya
(santri) masih ada? Walaupun ada, apakah
sumbah sih santri bagi masyarakat dan Negara masih ada? Dan apakah seorang
santri masih bangga dengan kesantriaanya? Ini masih harus dipertanyakan. Orang
lain akan menilai kita sesuai apa yang ada pada diri kita dan sebanyak apa yang
bias kita tunjukan pada mereka. Sudah saatanya santri bersatu dan unjuk gigi,
menyatakan dengan llantang bahwa " Santri masih ada dan siap untuk
berjuang demi terciptanya baldatun thoyibatun wa roabun ghafur"
Hal yang
sangat miris terjadi Senin 4 Mei di Nusa Dua, Bali, ketika ada pertemuan ke-42
ADB (Asian Development Bank), bagaimana sejumlah LSM dengan lantang dan berani
mengatakan bahwa bantuan (Hibah) ADB
terhadap pondok pesantren di Indonesia harus dihentikan, mereka menilai
bahwa bantuan kepada pesantren akan mendorong radikalisme agama ( lihat
Pikiran rakyat edisi senin 4 mei 2009 halaman 24), padahal pesantren dalah
satu-satunya lembaga pendidikan yang menjungjung tingggi moral, yang mana
pendidikan yang lain mengutamakan kepintaran dan mengabaikan moral. Apakah kita
akan diam saja membiarkan LSM-LSM itu mengoyak-ngoyak pesantren yang kita
cintai?
Oleh
sebab itu mari kawan-kawan santri kita gelorakan kembali dan kita nyatakan
dengan lantang bahwa santri masih ada, santri masih bersatu dan siap menghadapi
tantangan era globalisi dan siap menghadang sekularisme dan pendakalan terhadap
moral bangsa.
Saatnya Kita Bangga Dengan Jati Diri Santri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar