Senin, 19 November 2012


MediaFront
ISLAM MENANG  BUKAN HANYA KARENA DOA
TAPI JUGA KARENA PERJUANGAN FISIK
Orang-orang  liberal sering mengatakan bahwa umat islam jaman nabi  menang karena doa bukan karena pedang. Mereka berargument (berdalil) dengan menggunakan firman Allah Surat An-Nashr
  إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)
Orang-orang  liberal menafsirkan isi kandungan surat ini dengan mengatakan bahwa  surat ini menceritakan tentang  datangnya pertolongan Allah yaitu  futuh mekah dan dalam futh mekah ini berbondong-bondong umat islam. Pertolongan Allah ini (futuh mekah) merupakan hasil dari  bertasbih , tahmid dan istigfar nabi dan umat islam. Nah dengan penafsiran yang sepertin itu maka orang liberal menyimpulkan bahwa kalau umat islam ingin menang maka perbanyaklah  istigfar, istigosah, tasbih dan doa-doa lainnya, dan jauhilah pedang atau kekuatan fisik karena islam tidak mengajarkan kekerasan dan tidak mengajarkan perang.
Pernyataan yang dikemukakan oleh orang liberal ini secara sekilas terlihat benar semuanya, padahal hanya sebagian yang benar. Pernyataan yang benar adalah kalau kita ingin menang harus banyak berdoa. Namun ada pernyataan yang salah yaitu yang mengatakan islam tidak mengajarkan perang, hal ini sangat membahayakan dan merupakan wujud perusakan aqidah secara halus karena menghilangkan salah satu hokum islam yaitu jihad.
 Sekarang mari kita buktikan bahwa jihad (perang) juga ikut memberikan andil kemenangan umat islam.
1.sesudah nabi hijrah ke madinah maka kehidupan nabi dipenuhi dengan peperangan
Sudah kita ketahui bahwa 13 tahun lamanya ketika nabi berada di Mekah umat islam tidak pernah melakukan peperangan karena pada waktu itu belum ada perintah untuk melakukan perlawanan. Namun ketika nabi berhijrah kemadinah dan turun ayat yang memperbolehkan umat islam untuk melawan, maka setelah itu terjadilah perang Baddar.
Menurut Syaikh Mahmud Syakur dalam kitabnya Mausuah gazwah ar-rasul menjelaskan bahwa kehidupan nabi di madinah sebelum perjanjian Hudaibiyah merupakan fase kedua dari kehidupan nabi.  Dalam fase ini, rasullulah SAW mengirimkan pasukannya untuk berperang melawan pasukan  Quraisy dengan tujuan menegakan agama Allah SWT.[1]
2.banyak ayat al-quran yang menerangkan tentang jihad
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ (39)
Ibnu Jazi dalam kitab tafsir at-tashil li ‘ulumi tanzil  menerangkan bahwa Surat al- hajj ayat 39 ini merupakan ayat pertama yang  mengizinkan perang , dan ayat ini turun ketika hijrah[2]. Jadi ayat ini mematahkan pendapat liberal yang mengatakan bahwa umat islam tidak boleh berperang .  Namun, meskipun dizinkan berperang tapi tetap harus mengikuti atauran Allah, dan dalm ayat ini dijelaskan pula bahwa sebab diizinkannya nabi berperang adalah karena orang kafir telah mendzalimi umat muslim. Jadi sah-sah saja kalau kita menyerang orang Israel, Amerika, Myanmar dan negara lainnya disebabkan mereka telah mendzalimi umat islam di Palestina, Irak, Afganistan, dan Rohingya.
Menurut  ibnu katsir dalam ayat ini juga Allah menerangkan bahwa  Allah mamapu menolong kaum muslimin dan memenangkan kaum mislimin tanpa harus susah payah melakukan perang, tapi Allah menginginkan kesungguhan kaum muslimin dalam taat kepadanya dan kesabaran kaum muslimin menghadapi peperangan. [3]
3. surat an-nasr bukan menyuruh kita untuk menjauhi pedang. 
Ada sebagian  orang  liberal yang mengatakan bahwa dalam Surat An-Nashr  ini menceritakan bahwa kemenangan fath Mekah terjadi karena tasbih, tahmid dan istigfar dengan alasan adanya ayat 
  فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)
Padahal ayat itu menurut  Ar-Razi merupakan jawab dari  ayat  إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ  yang taqdirnya فسبح بحمد ربك إذا جاء نصر الله .[4]  Jadi salah besar kalau ada orang yang menafsirkan surat ini dengan mengatakan bahwa kemenangan islam itu dengan tasbih dan tahmid saja,bukan dengan perjuangan fisik, penafsiran seperti itu tidak berdasar dan cenderung seenaknya(jen/mf) www.mediafronttasut1.blogspot.com / www.fpi.or.id


[1] Syaikh Mahmud Syakir, Mausuah Gazwah Ar-Rasul  (Ensiklopedi Peperangan Rosullulah). Terj Abdul Syukur Abdul Razaq,( Pustaka al-Kautsar,  Jakarta : 2005 ) Cet.1 h. 4
[2] Ibnu Jazi, At-Tashil Li ‘Ulumi Tanzil , in Maktabah Syamilah [DVD-ROM] Juz 1 h. 1107
[3] Abu al-fida Ismail Ibnu Umar  Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quran Al-Adzim, ( Dar Al-A’qidah, Iskandariyah, Mesir : 2008) Juz  3 h. 288
 { وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ } أي: هو قادر على نصر عباده المؤمنين من غير قتال، ولكن هو يريد من عباده أن يبلوا (4) جهدهم في طاعته،
[4] Muhammad Ar-Razi, Tafsir Al-Kabir wa Mafatihu Al-Ghaib, (Dar Al-Fikr, Bairut, Libanon : 2005) Jilid 11 h. 143

Tidak ada komentar:

Posting Komentar